KETIKA HATI KITA GUNDAH

Ada sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibn Husain, yang kiranya patut kita renungkan. Isi firman ALLAH SWT yang berbunyi : ***
"Demi kemuliaan dan kebesaran-Ku dan juga demi kemurahan dan ketinggian kedudukan-Ku di atas arasy. Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan. Akan Aku pakaikan kepadanya pakaian kehinaan di mata manusia. Aku singkirkan dia dari dekat-Ku, lalu Kuputuskan hubungan-Ku dengannya.

Mengapa dia berharap kepada selain Aku ketika dirinya sedang berada dalam kesulitan? Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-Ku dan hanya Aku yang dapat menyingkirkannya? Mengapa dia berharap kepada selain Aku dengan mengetuk pintu-pintu lain padahal pintu-pintu itu tertutup? Padahal, hanya pintu-Ku yang terbuka bagi siapa pun yang berdoa memohon pertolongan dari-Ku.

Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-Ku lalu tidak Aku bukakan?

Aku telah mengadakan hubungan yang langsung antara Aku dengan angan-angan dan harapan seluruh makhluk-Ku. Akan tetapi, mengapakah mereka malah bersandar kepada selain Aku? Aku telah menyediakan semua harapan hamba-hamba-Ku, tetapi mengapa mereka tidak puas dengan perlindungan-Ku?

Dan Aku pun telah memenuhi langit-Ku dengan para malaikat yang tiada pernah jemu bertasbih pada-Ku, lalu Aku perintahkan mereka supaya tidak menutup pintu antara Aku dan hamba-hamba-Ku. Akan tetapi, mengapa mereka tidak percaya kepada kata-kata-Ku?

Tidakkah mereka mengetahui bahwa siapa pun yang ditimpa oleh bencana yang Aku turunkan, tiada yang dapat menyingkirkannya kecuali Aku? Akan tetapi, mengapa Aku melihat mereka, dengan segala angan-angan dan harapannya itu, selalu berpaling dari-Ku? Mengapakah mereka sampai tertipu oleh selain Aku?

Aku telah memberikan kepadanya segala kemurahan-Ku apa-apa yang tidak sampai harus mereka minta. Ketika semua itu Aku cabut kembali darinya, lalu mengapa mereka tidak lagi memintanya kepada-Ku untuk segera mengembalikannya. Tetapi malah meminta pertolongan kepada selain Aku?

Apakah Aku yang memberi sebelum diminta, lalu ketika dimintai tidak Aku berikan? Apakah Aku ini bakhil, sehingga dianggap bakhil oleh hamba-Ku? Tidakkah dunia dan akhirat itu semuanya milik-Ku? Tidakkah semua rahmat dan karunia itu berada di tangan-Ku? Tidakkah dermawan dan kemurahan itu adalah sifat-Ku?


Tidakkah hanya Aku tempat bermuaranya semua harapan? Dengan demikian, siapakah yang dapat memutuskannya dari-Ku?

Apa pula yang diharapkan oleh orang-orang yang berharap, andaikan Aku berkata kepada semua penduduk langit dan bumi, ‘Mintalah kepada-Ku! Aku pun lalu memberikan kepada setiap orang, apa saja yang mereka inginkan.

Dan semua yang Kuberikan itu tidak akan mengurangi kekayaan-Ku meskipun sebesar debu. Bagaimana mungkin kekayaan yang begitu sempurna akan berkurang, sedangkan Aku mengawasinya?

Sungguh alangkah celaka orang-orang yang terputus dari rahmat-Ku. Alangkah kecewanya orang-orang yang berlaku maksiat kepada-Ku dan tidak memerhatikan Aku dan tetap melakukan perbuatan-perbuatan yang haram seraya tiada malu kepada-Ku "




dari Ibn Husain dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim & At-Tirmidzi serta Ibn Hibban}
***

Dari Bukhari, Muslim, Tirmidhi dan Ibn Majah, diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a: Rasulullah s.a.w bersabda: “Allah s.w.t berfirman: Aku adalah berdasarkan kepada sangkaan hambaKu terhadapKu. Aku bersamanya ketika dia mengingatiKu. Apabila dia mengingatiKu dalam dirinya, nescaya aku juga akan mengingatinya dalam diriKu. Apabila dia mengingatiKu di majlis, nescaya Aku juga akan mengingatinya di dalam suatu majlis yang lebih baik daripada mereka. Apabila dia mendekatiKu dalam jarak sejengkal, nescaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekatiKu sehasta, nescaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepadaKu dalam keadaan berjalan seperti biasa, nescaya Aku akan datang kepadanya seperti berlari-lari kecil.”

Kelakuan yang memang sangat tidak wajar jika harus tidak meminta padaNya kemudian malah berpaling dariNya. Selalu pikiran yang membuat kita kalang kabut dalam sebuah persoalan. Manusiawi memang, jika manusia selalu bersifat ketika ia ingin, maka hari itu ia ingin terjadi. Fenomena semacam ini sudah terlalu marak kita jumpai dan mungkin tanpa kita sadari mengendap dalam qolbu kita (na’udzubillah) tapi memang kenyataan sulit kita pecahkan, pencerahan macam apapun seolah-olah menjadi semacam hal paling biasa dan mereka pun tahu itu. Tapi anehnya, tetap saja berlaku demikian.
Karena memang ada banyak faktor yang mempengaruhi emosi, intuisi, atau seabrek gejala fsikologis yang mengarah pada penyelewengan aqidah secara halus. Sangat halus, dan saking halusnya ia seolah-olah menjadi hal yang sangat biasa dan dirasa tidak menyimpang. Dalam hidup kita selalu merasa lebih banyak gagal dari pada berhasil atau sukses, lebih sering rugi dari pada untung, dan selalu tersandung ketika baru maju beberapa langkah.
Namun nyata atau tidak, harapan yang tak kesampaian sering membuat kita frustasi, menyesali diri, bahkan menyalahkan Ilahi (na’udzubillah). Jika suatu kegagalan melanda, kita merasa seolah menjadi manusia yang paling nelangsa. Sebuah musibah membuat kita lupa sejuta anugerah. Seperti peribahasa “nila setitik merusak susu sebelangga”.
Padahal adalah sebuah kenyataan bahwasannya tidak setiap impian yang tergapai membuat kita damai, tidak setiap harapan yang kesampaian membuat hati tentram. Bahkan merupakan sebuah kenyataan bahwa banyak perkara yang kita benci ternyata adalah sesuatu yang paling baik disisiNya. Seperti dikatakan firmanNya dalam ayat berikut :

Kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak”. (QS An-Nisa’ : 19).

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetauhi, sedangkan kamu tidak mengetauhi”. (QS Al-Baqarah : 216).
Persoalan tauhid dan aqidah memang sangat berat. Semoga dengan ini, kita bisa saling mengingatkan dan instropeksi diri, Insya Allah….

This entry was posted on and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply