Tips Menimbang Hewan Qurban Tanpa Ditimbang

Berat badan atau  juga sering disebut Bobot badan menjadi salah satu faktor yang dapat dilihat secara kuantitatif dalam menentukan keberhasilan beternak. Rataan bobot badan harian (Average Daily Gain)  faktor nyata dalam menetukan pertumbuhan dari ternak. Mengapa pertambahan bobot badan menjadi penting dalam usaha ternak? Peternak khususnya yang bergerak dalam penggemukan tentu menginginkan pertumbuhan yang cepat sesuai dengan bobot badan yang sesuai dengan permintaan pasar dalam waktu singkat sehingga terjadi  efisiensi produksi dan biaya.  Dengan dapat mengetahui bobot badan tentunya akan sangat bermanfaat ketika kita akan membeli kambing pedaging yang ada di pasar karena biasanya pembelian tidak menggunakan timbangan. Dengan metode kita dapat menentukan apakah harga kambing yang dijual dipasaran tersebut sesuai dengan bobotnya.

Pada ternak unggas (ayam, itik) untuk mengukur berat rata-rata harian dari ternak lebih mudah karena ukuran ternaknya kecil. Bagaimana kalau pada ternak ruminansia baik ruminansia kecil (kambing dan domba) atau pada sapi tentu memerlukan timbangan ternak khusus. Pada perusahaan peternakan yang mempunyai populasi ternak banyak tidak menjadi masalah untuk membeli timbangan ternak. Namun bagaimana jika skala kepemilikan kita kecil dan dalam proses merintis usaha. Kami akan berbagi kepada anda tentang bagaimana  mengukur berat badan ternak ruminansia (Kambing, sapi, domba) secara mudah.


Bila dicermati, penampang tubuh kerbau, sapi dan domba menyerupai bentuk geometris berupa tabung. Untuk mencari volume tabung harus diketahui luas alas dan tinggi. Dalam hal ini, lingkar dada hewan dapat diasumsikan sebagai luas alas bangun lingkaran dan panjang badan sebagai tinggi.
Lingkar dada diperoleh dengan melingkarkan seutas tali di belakang gumba melalui belakang belikat. Sementara panjang badan diukur dari bahu hingga penonjolan tulang duduk. Dengan memperhatikan volume organ kepala, kaki, ekor, dan massa jenis daging atau jeroan bakal diperoleh pendekatan untuk memperoleh berat hewan sebenarnya.
Melalui berbagai percobaan, para ahli akhirnya menemukan rumus untuk menghitung bobot ternak.  Sebut saja, Schoorl menemukan rumus untuk mengetahui berat badan dengan cukup mengetahui satu komponen, yakni lingkar dada. Rumus itu dinamai namanya sendiri rumus Schoorl yaitu
cara mengukur lingkar dada

Kemudian ada lagi peneliti yang menggunakan metode yang berbeda yaitu perpaduan pengukuran lingkar dada dan panjang badan yaitu Scheiffer dan Lambourne
cara mengukur panjang badan

Menurut Scheiffer  mengadopsi rumus tabung dengan menampilkan formula, yakni
Kemudian Rumus ini disesuaikan oleh Lambourne dengan mengonversi ke dalam satuan yang cocok dengan kehidupan masyarakat kita, yakni

Sejumlah peneliti mencoba membuktikan keakuratan rumus-rumus itu diuji-cobakan terhadap beberapa kelompok sapi, domba, kambing antara bobot taksir dan bobot timbangan. Hasilnya rumus Scheiffer dan Lambourne lebih mendekati berat real sapi, domba, kambing sebenarnya dengan tingkat kesalahan di bawah 10 persen. Sedangkan rumus Schoorl tingkat kesalahannya mencapai 22,3 persen.
Perbedaan perhitungan berat pada mahluk hidup adalah wajar, karena bobot hewan sangat dipengaruhi situasi dan kondisi lingkungan, yakni gelisah (stress), habis makan, banyak minum atau baru buang feses. Hewan yang ditimbang sekalipun, akibat buruk perlakuan dan pengangkutan dapat menyebabkan susut tubuh 5-10%.

This entry was posted on and is filed under . You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0. You can leave a response.

Leave a Reply